Senjata nuklir adalah senjata yang mendapat tenaga
dari reaksi nuklir dan mempunyai daya pemusnah yang
dahsyat - sebuah bom nuklir mampu memusnahkan sebuah kota. Senjata nuklir telah
digunakan hanya dua kali dalam pertempuran - semasa Perang Dunia II oleh Amerika Serikat terhadap kota-kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki.Pada masa itu daya ledak bom nuklir yg dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki sebesar 20 kilo(ribuan) ton TNT.
Sedangkan bom nuklir sekarang ini berdaya ledak lebih dari 70 mega(jutaan)
ton TNT
Negara pemilik senjata nuklir yang
dikonfirmasi adalah Amerika Serikat, Rusia,
Britania Raya (Inggris), Perancis, Republik Rakyat Cina,
India, Korea Utara dan Pakistan. Selain itu, negara Israel dipercayai mempunyai senjata nuklir, walaupun tidak
diuji dan Israel enggan mengkonfirmasi apakah memiliki
senjata nuklir ataupun tidak. Lihat daftar
negara dengan senjata nuklir lebih lanjut.
Bentuk bom nuklir yang dijatuhkan di
Hiroshima dan Nagasaki
Senjata nuklir kini dapat
dilancarkan melalui berbagai cara, seperti melalui pesawat pengebom, peluru kendali, peluru kendali
balistik, dan Peluru
kendali balistik jarak benua.
Tipe
senjata nuklir
Dua tipe desain dasar
Senjata nuklir mempunyai dua tipe
dasar. Tipe pertama menghasilkan energi ledakannya hanya dari proses reaksi fisi. Senjata tipe ini secara umum dinamai
bom atom (atomic bomb, A-bombs). Energinya hanya diproduksi dari inti atom.
Pada senjata tipe fisi, masa fissile
material (uranium yang diperkaya atau plutonium) dirancang mencapai supercritical
mass - jumlah massa yang diperlukan untuk membentuk reaksi rantai- dengan menabrakkan
sebutir bahan sub-critical terhadap butiran lainnya (the "gun"
method), atau dengan memampatkan bulatan bahan sub-critical menggunakan bahan
peledak kimia sehingga mencapai tingkat kepadatan beberapa kali lipat dari
nilai semula. (the "implosion" method). Metoda yang kedua dianggap
lebih canggih dibandingkan yang pertama. Dan juga penggunaan plutonium sebagai
bahan fisil hanya bisa di metoda kedua.
Tantangan utama di semua desain
senjata nuklir adalah untuk memastikan sebanyak mungkin bahan bakar fisi
terkonsumsi sebelum senjata itu hancur. Jumlah energi yang dilepaskan oleh
pembelahan bom dapat berkisar dari sekitar satu ton TNT ke sekitar 500.000 ton
(500 kilotons) dari TNT.
Tipe kedua memproduksi sebagian
besar energinya melalui reaksi fusi nuklir. Senjata jenis ini disebut senjata
termonuklir atau bom hidrogen (disingkat sebagai bom-H), karena tipe ini
didasari proses fusi nuklir yang menggabungkan isotop-isotop hidrogen
(deuterium dan tritium). Meski, semua senjata tipe ini mendapatkan kebanyakan
energinya dari proses fisi (termasuk fisi yang dihasilkan karena induksi neutron dari hasil reaksi fusi.) Tidak seperti
tipe senjata fisi, senjata fusi tidak memiliki batasan besarnya energy yang
dapat dihasilkan dari sebuah sejata termonuklir.
Dasar kerja desain Tellr-Ulam pada
bomb hidrogen: sebuah bomb fisi menghasilkan radiasi yang kemudian mengkompresi
dan memanasi butiran bahan fusi pada bagian lain.
Senjata termonuklir bisa berfungsi
dengan melalui sebuah bomb fisi yang kemudian memampatkan dan memanasi bahan
fisi. Pada desain Teller-Ulam, yang mencakup semua senjata termonuklir multi
megaton, metoda ini dicapai dengan meletakkan sebuah bomb fisi dan bahan bakar
fusi (deuterium atau lithium deuteride) pada jarak berdekatan di dalam sebuah
wadah khusus yang dapat memantulkan radiasi. Setelah bomb fisi didetonasi,
pancaran sinar gamma and sinar X yang dihasilkan memampatkan bahan fusi,
yang kemudian memanasinya ke suhu termonuklir. Reaksi fusi yang dihasilkan,
selanjutnya memproduksi neutron berkecepatan tinggi yang sangat banyak, yang
kemudian menimbulkan pembelahan nuklir pada bahan yang biasanya tidak rawan
pembelahan, sebagai contoh depleted uranium. Setiap komponen pada design ini
disebut "stage" (atau tahap). Tahap pertama pembelahan atom bom
adalah primer dan fusi wadah kapsul adalah tahap sekunder. Di dalam bom-bom
hidrogen besar, kira-kira separuh dari 'yield' dan sebagian besar nuklir fallout,
berasal pada tahapan fisi depleted uranium. Dengan merangkai beberapa
tahap-tahap yang berisi bahan bakar fusi yang lebih besar dari tahap
sebelumnya, senjata termonuklir bisa mencapai "yield" tak terbatas.
Senjata terbesar yang pernah diledakan (the Tsar Bomba dari USSR) merilis
energi setara lebih dari 50 juta ton (50 megaton) TNT. Hampir semua senjata
termonuklir adalah lebih kecil dibandingkan senjata tersebut, terutama karena
kendala praktis seperti perlunya ukuran sekecil ruang dan batasan berat yang
bisa di dapatkan pada ujung kepala roket dan misil.
Ada juga tipe senjata nuklir lain,
sebagai contoh boosted fission weapon, yang merupakan senjata fisi yang
memperbesar 'yield'-nya dengan sedikit menggunakan reasi fisi. Tetapi fisi ini
bukan berasal dari bom fusi. Pada tipe 'boosted bom', neutron-neutron yand
dihasilkan oleh reaksi fusi terutama berfungsi untuk meningkatkan efisiensi
bomb fisi. contoh senjata didesain untuk keperluan khusus; bomb neutron adalah
senjata termonuklir yang menghasilkan ledakan relatif kecil, tetapi dengan
jumlah radiasi neutron yang banyak. Meledaknya senjata nuklir ini diikuti
dengan pancaran radiasi neutron. Senjata jenis ini, secara teori bisa digunakan
untuk membawa korban yang tinggi tanpa menghancurkan infrastruktur dan hanya
membuat fallout yang kecil. Membubuhi senjata nuklir dengan bahan
tertentu (sebagain contoh cobalt atau emas)
menghasilkan senjata yang dinamai "salted bomb". Senjata jenis ini
menghasilkan kontaminasi radioactive yang sangat tinggi. Sebagian besar variasi
di disain senjata nuklir terletak pada beda "yield" untuk berbagai
keperluan, dan untuk mencapai ukuran fisik yang sekecil mungkin.
Ujicoba
pertama
Rencana untuk membuat bom uranium
oleh negara-negara Sekutu dimulai sejak tahun 1939 ketika Albert Einstein
menulis surat kepada Presiden AS Franklin D. Roosevelt dan menyampaikan teorii
bahwa reaksi rantai nuklir yang tidak terkontrol memiliki potensi besar untuk
dijadikan senjata pembunuh massal. Pada 1940, pemerintah AS menyetujui dana
sebesar 6.000 dolar untuk membiayai pembuatan bom atom itu. Proyek yang disebut
sebagai proyek Manhattan itu akhirnya mencapai hasil lima tahun kemudian dengen
dana yang membengkak hingga dua juta dolar. Pertanyaan selanjutnya adalah
kepada siapa bom itu akan dijatuhkan? Target adalah Jerman. Namun, karena
Jerman telah menyerah dalam Perang Dunia II, pada Agustus 1945 Jepang menjadi
korban dari serangan bom atom generasi pertama tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar